Membuat Prakiraan Cuaca
Langkah Membuat Prakiraan Cuaca
- Data Global
- Data Skala Synoptik
- Data Lokal
SOI (Shouthern Oscillation Index)
SOI
adalah indeks yang didasarkan pada perbedaan pengamatan tekanan udara
pada permukaan laut di Tahiti dan Darwin, Australia. SOI adalah
pengukuran skala besar fluktuasi tekanan udara yang terjadi antara
Pasifik bagian barat dan timur selama peristiwa El Niño dan La Niña.
Nilai SOI yang negatif menunjukan tekanan udara yang berada di bawah
normal di Tahiti dan tekanan udara di atas normal di Darwin.
SOI yang bernilai negatif 3 bulan berturut-turut biasanya di bawah -7 mengindikasikan terjadinya El Niño.
SOI bernilai negatif biasanya diikuti dengan kenaikan suhu di PAsifik
bagian tengah dan timur, penurunan kekuatan angin passat dan pengurangan
intensitas hujan di daerah sekitar bagian barat Pasifik (Indonesia dan
Australia).
SOI bernilai positif secara 3 bulan berturut-turut biasanya diatas + 7 menunjukan keadaan La Niña.
Ditandai dengan menguatnya angin passat di samudera Pasifik dan
meningkatnya suhu di utara Australia dan Indonesia bagian Timur. Air
laut di bagian tengah dan timur Pasifik mengalami penurunan shu selama
waktu ini. Membuat meningkatnya kemugkinan kenaikan kelembapan di daerah
bagian barat (Indonesia dan Australia).
Terdapat
beberapa perbedaan dalam menghitung nilai SOI. Berikut ini adalah rumus
yang digunakan oleh Bureau of Meteorology Australia:
Dimana :
- Pdiff = (Tekanan udara rata-rata Thiti) – (tekanan udara rata-rata Darwin)
- Pdiffav= rata-rata Pdiff pada bulan yang ditanyakan
- SD(Pdiff) = standar deviasi Pdiff pada bulan yang ditanyakan
Pengkalian
dengan 10 adalah sebuah pembulatan. Menggunakan pembulatan berarti
nilai SOI berkisar antara -35 sampai +35, jadi nilai SOI dapat
dinyatakan dalam angka bulat.
- Jika nilai SOI negatif maka tekanan di Tahiti relatif lebih kecil dibandingkan dengan tekanan di Darwin. Kondisi ini antara lain menyebabkan; bergesernya kolam hangat dari Pasifik Barat ke Pasifik Timur; terjadi pertumbuhan awan di Pasifik Timur di atas normalnya; terjadi kekeringan di Pasifik Barat terutama di Indonesia Timur karena suplai uap air bergeser ke timur dan lain-lain. Fenomena ini yang disebut dengan fenomena El-Nino.
- Jika nilai SOI positif maka keadaan akan sebaliknya dan fenomena ini dikenal dengan fenomena La-Nina. Nilai SOI yang dianalisis dalam tulisan ini adalah Equatorial SOI (antara tekanan mmsl wilayah Indonesia dengan wilayah Pasifik Timur) dan Darwin-Tahiti SOI. Nilai SOI yang kadang positif dan kadang negatif memberi pengertian bahwa kejadian atau fenomena El-Nino maupun La-Nina mempunyai perulangan.
- Jika nilai SOI negatif berhubungan dengan fenomena El-Nino
- Jika nilai SOI positif berhubungan dengan fenomena La-Nina
MJO ( Madden Jullian Oscilation )
Cek pada fase 4 dan 5,
Jika lintasan berada dalam lingkaran kecil ditengah, MJO didefinisikan
lemah dan jika berada di luar lingkaran, MJO dinyatakan kuat. Kontribusi
MJO berpengaruh terhadap kecepatan terbentuknya serta intenstas dari
periode El Nino dan La Nina.
- Rata-rata 25 tahun terakhir kontribusi MJO terhadap wilayah Jawa terjadi pada fase 4
- Garis merah lintasan MJO 2 minggu terakhir
- Garis ungu lintasan MJO 2 minggu sebelumnya
- Garis hijau PREDIKSI lintasan MJO 14 hari ke depan
- Rata-rata 25 tahun terakhir kontribusi MJO terhadap wilayah Jawa terjadi pada fase 4
- Garis merah lintasan MJO 2 minggu terakhir
- Garis ungu lintasan MJO 2 minggu sebelumnya
- Garis hijau PREDIKSI lintasan MJO 14 hari ke depan
OLR (Outgoing Longwave Radiation)
Warna biru menunjukkan anomali OLR negatif berhubungan dengan banyaknya awan, sedangankan warna kuning ke merah berhubungan dengan sedikit awan.
SST (Sea Surface Temperature)
Cek suhu muka laut dan anomalinya :
Jika anomali suhu muka laut positif menunjukan bahwa suhu muka laut lebih hanggat dari normalnya sehingga uap air meningkat.
Geopotential 500 hPa and temperature at 850 hPa
Jika anomali suhu muka laut positif menunjukan bahwa suhu muka laut lebih hanggat dari normalnya sehingga uap air meningkat.
Geopotential 500 hPa and temperature at 850 hPa
![]() |
Area East Tropic |
Streamline (Angin 3000 feet)
![]() | ||
Gradient Level Wind Analysis |
![]() |
Streamline By BMKG |
Link Data Gradient Level Wind Analysis :
Angin 850 dan 200 HPA
Cek kecepatan angin dilapisan 850 dan 200 hpa :
- Jika kecepatan <20 kt dan konvergen ada kemungkinan pertumbuhan awan.
- Jika Kecepatan >20 kt, kemungkinan adanya pertumbuhan awan sangat kecil (Kurang mendukung proses konvektiv).
Cek stadium awan Cb (tingkat pertumbuhan hingga punah) kemungkinan terjadi jika :
- angin 850 hpa terjadi konvergensi dengan Kecepatan angin >20 kt dan angin 200 hpa divergen dengan kecepatan angin >20 kt dan ini mengindikasikan bahwa updraft dan downdraft sama kuatnya,
- Jika downraft lebih kuat dapat mengindikasikan terjadinya angin puting beliung.(Angin puting beliung peluang terbesar terjadi hanya dari Cb)
RH 850 HPA, 700 HPA, dan 500 HPA
- Jika Rh 850 hpa > 70% dan lapisan diatasnya Rh < 70 %, mengindikasikan pertumbuhan awan potensi hujan kemungkinan kecil.
- Jika Rh 850 hpa hingga 500 hpa > 70% mengindikasikan bahwa uap air cukup banyak, Kemungkinan awan Cb telah tumbuh dan berpotensi hujan hingga intensitas lebat
DATA LOKAL
Data Observasi
Perhatikan keadaan cuaca yang sudah terjadi :
- Untuk keperluan prakiraan harian digunakan data minimal 24 jam yang lalu.
- Untuk keperluan prakiraan jangka pendek dapat digunakan data minimal 6 - 12 jam
Data Aerologi (Data Meteorologi Lapisan Atas)
Data aerologi digunakan untuk menentukan :
- Nilai index stabilitas atmosfer (K-Indeks, Total-total Indeks, Lifthed Indeks dll)
- Tingkat konvektivitas
- Kandungan air di atmosfer (Rh 850 hpa hingga 500 hpa)
Data Klimatologi
- Untuk mengetahui musim kemarau, musim hujan, dan bulan terjadi nya hujan maksimum dan minimum
- Frekuensi fenomena meteorologi