Widget HTML #1

Aku dan Masa Kecilku

KISAH MASA KECILKU
DESA PUNDIMAS tepatnya kampung Dukuh adalah sebuah kampung yang jauh dari kota sekitar 2 km ke jalan yang sudah beraspal, dan banyak pohon bambu yang masih mendominasi disekitarnya. Ada sebuah rumah yang lokasinya teramat sepi banyak pohon bambu, dekat dengan pemakaman umum bahkan tergolong rumah paling pinggir karena dekat dengan sungai Blimbing dengan tebing yang curam.

 

Saat kemarau tiba kebanyakan orang memanfaatkanya untuk mandi, cuci dan lain-lain karena masih tergolong bersih dan jernih airnya, Apalagi di sisi tebing banyak mata air yang sangat layak untuk air minum. Sebenarnya bisa saja mereka menggunakan air sumur namun dalam kapasitas yang sedikit karena volume air jelas berkurang.

Sebuah rumah di daerah yang sangat sepi jauh dari hiruk pikuk kota di kampung Dukuh desa Pundimas ada sepasang suami istri yaitu Ridun dan Asmi. Adalah seorang petani yang kehidupanya hanya mengandalkan hasil tani yaitu padi, jagung, singkong dan pedagang tembakau di berbagai lokasi setiap hari pasaran untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Ridun dan Asmi dikaruniai empat orang anak perempuan yaitu  Mba Ani, Mba Annisa, Mba Munah dan Mba Siti. 

 Dari pasangan Ridun dan Asmi konon tepatnya 10 November 1975 jam 10 pagi lahirlah seorang anak laki-laki yaitu AKU. Pada saat aku dilahirkan orang tua dari Asmi (Ibuku) masih ada yaitu Mbah kakung Sulaiman dan Mbah putri Mursiah. Sedangkan orang tua dari Ridun (Ayahku) yaitu Raden Wikarno dan istrinya Sutari sudah tidak ada dan konon kabarnya Mbah Raden Wikarno dibawa orang Jepang hingga tiada kabar beritanya. 

Dari Mbah Raden Wikarno Dan Mbah Sutari dilahirkan dua orang anak yaitu Maemunah (Bude) dan Ridun (Ayahku). Suami Bude Maimunah adalah seorang Ulama dari paham Ahlusunnah Waljamah yaitu KH. Ilyas Maksum.

Ketika kedua orang tua dari Ayahku tiada ayahku ikut kakaknya yaitu bude Maimunah. Dari suami bude Maimunah itulah setelah aku lahir aku di beri nama AFFAN. 

Aku hidup dengan ayahku, ibuku ke empat mba ku dan mbah ku (mbah sulaiman dan mbah putri mursiah) karena rumah orang tuaku berdampingan dengan mbah ku. Aku hidup sangat bahagia apa yang aku minta selalu dituruti apalagi saat itu mbahku adalah orang terpandang di kampung Dukuh desa Pundimas bahkan satu-satunya orang yang memiliki sepeda ontel se desa Pundimas saat itu hehehe.....

Umur 5 tahun aku masuk sekolah Taman Kanak-Kanak (TK Aisyiah) di desa Pundimas. Sejak TK aku sudah belajar puas ramadhon penuh sebulan. Bahkan dalam tradisi keluargaku dulu setiap minggu terakhir dalam bulan berjalan semua keluargaka puasa penuh seminggu selain puasa senin dan kamis.

Setelah genap seminggu berpuasa pas kakak-kakaku libur  sekolah sekeluarga jalan-jalan ke kota makan-makan, kadang dibelikan baju baru,  kadang sekeluarga silaturahim ke saudara pokoknya hampir mirip setelah puasa bulan ramadan. 

Yang paling aku senang karena transportasinya adalah Dokar, bahkan selalu pake dua Dokar dan sering bercanda, bahkan suka balapan. Aku selalu duduk di samping kusir dan kusirnya baik namnya pak Aryo dan aku boleh pegang pecutnya hehehe......

Orang tuaku dan mbahku sangat sayang sama aku bahkan saat itu aku masih TK dan pada saat itu bulan Ramadan hari ketiga mbahku mbah kakung bertanya :

 Mbah Kakung : " Fan apa kamu masih kuat puasa terus ini masih jam 10 pagi?"

Aku : "Masih kuat mbah"

Mbah Kakung : "Bener Fan....?"

Aku : "Bener Mbah...."

Mbah Kakung : " Fan....."

Aku : "Dalem Mbah....."

Mbah Kakung : " Fan Kalo kamu kuat puasa sampai lima hari...pokoke mbah blikan sepeda...."

Aku :"Bener Mbah....."

Mbah Kakung :" Bener Fan....Pokoke Mbah Janji...."

Puasa hari kelima bulan Ramadan saat itu masih jam 2 siang, mbahku mengajak aku ke kota dan ternyata benar aku dibelikan sepada. Aku sangat senang dibelikan sepeda sama mbah kakung. 

Tiap hari aku main dengan teman-temanku bergantian aku boncengin karena saat itu di kampung Dukuh hanya aku yang memiliki sepeda. 

Terkadang aku sangat tergoda karena teman seusiaku yang main dengan aku hanya aku yang berpuasa. Tapi Alhamdulillah aku tetap berpuasa sampai tiba waktunya berbuka puasa.

Mbah kakung sangat perhatian sama aku, bahkan bliau pernah bilang: " aku kalo pergi-pergi kalo gak bawa uaang kecil gak tenang, karen takut si Affan (aku) liat pasti ngejar minta uang...." hehehe......

memaang benar dimanapun kalu aku main ketemu mbah kakung pasti aku teriak : "Mbaaaaah....minta uang.....!!!!!?????" dan alhamdulilah udah pasti dikasih langganannya 25 rupih.....hehehe......

Usia 6 Tahun yaitu 1981 aku didaftarkan di Sekolah Dasar Negeri 1A Pundimas sekitar 3 km jaraknya dari rumah. Saat itu di desa Pundimas hanya ada dua Sekolah Dasar yaitu SDN 1A Pundimas dan SDN 1B Pundimas, padahal gedung sekolahanya hanya satu. Anak kelas 1 dan kelas 2 masuk pagi terus, sedangkan kelas 3 sampai kelas 6 bergantian pagi dan siang.

Guru wali kelas pertamaku Bu Siti Asiyah, bliau wali kelas 1A, karena saat itu kelas 1 ada 11 kelas yaitu kelas 1A samapai kelas 1K SD 01 Pundimas. Bu Siti Asiyah orangnya sangat sabar dan seingatku tidak pernah marah dalam mendidik anak-anak di sekolah. 

Tiap pergi ke sekolah jalan kaki menyusuri sungai ramai-rami bersama mba Siti (kakaku) yang baru kelas 2 SD dan juga temen-temen yang lain dari kampung Dukuh karena sama-sama masuk pagi, sedangkan mbakyuku yang lain masuk siang. Ketika pulang sekolah seringnya di jemput ayahku dengan Scooter Favoritnya. Aku berdiri didepan mbak Siti duduk di jok belakang.

Tiap hari aku diberi uang jajan 50 rupiah berdua dengan mbak Siti karena yang pegang uang mbak Siti jadi setiap istirahat aku cari mbak Siti. Aku selalu jajan bareng sama mbak Siti dan mbak Siti selalu nurut sesuai seleraku kalu mau jajan. Jajanan favoritku yaitu lanting segepok, pecel plus ketupat  dan sempe leo dapat lima lebar....hehehe..... 

Setiap libur kwartal  Aku harus ke tempat budeku untuk belajar agama dengan Pak De ku yaitu KH Achmad Suyuti yang bertempat tinggal di Kabupaten Purbayasa tepatnya di desa Kutawaringin. Di situ aku dididik pengetahuan agama termasuk belajar menghafal surat pendek dalam Juz 'Amma. Dan ini wajib setiap libur kwartal sehingga setiap libur kwartal aku selalu mengaji di Kutawaringin.

Setelah naik kelas 2 aku di pindah ke SDN 2 Pundimas atas perintah kepala Desa untuk pembagian siswa karena baru dibangun SD Inpres 02 Pundimas yang lokasinya sekitar 2 km dari rumah tempat tinggal aku. Pada saat itu pemerintah membangun gedung SD Iinpres di dua lokasi yang satunya SD Inprer 02 Pundimas dan SD Inpres 03 Pundimas.

Pada saat aku duduk di kelas 2 SD mbah kakung sering sakit bahkan hampir sebulan mbah kakung sudah tidak bisa apa-apa hanya di tempat tidur saja yang pada akhirnya jam 04.11 wib mbah kakung pergi meninggalkan kita untuk selamanya (inna lilahi wainna ilaihi raji'uun), semoga bliau diterima amal baiknya dan di tempatkan di sisNya ditempat yang terbaik...Aamiin.

Kurang lebih 3 bulan setelah meninggalnya mbah kakung, mbah putri sering sakit-sakitan yang pada akhirnya mbah putri hanya bisa berbaring di tempat tidur hampir setahun lamanya. Genap 15 bulan setelah meninggalnya mbah kakung, mbah putri meninggalkan kami untuk selamanya (inna lillahi wainna ilaihi raji'uun), semoga bliau diterima amal baiknya dan di tempatkan di sisNya ditempat yang terbaik...Aamiin.

Pada saat aku naik kelas 4, aku dipindah lagi ke SD Inpres 04 hingga lulus SD atas keputusan kepala desa untuk pembagian siswa sekolah. Karena untuk pembagian siswa diarahkan ke sekolah yang terdekat.

 

Kabur dari sekolah




 



 











Post a Comment for "Aku dan Masa Kecilku"

close