Epistomologis Tasawuf dan Reiki
.png)
Reiki dan tasawuf merupakan dua tradisi yang disamping memiliki perbedaan-perbedaan historis dan keterikatannya dengan tradisi agama tertentu juga memiliki persamaan-persamaan. Perbedaan itu terletak pada bahwa reiki tidak terkait dengan sejarah dan praktek agama tertentu sedangkan tasawuf terlahir dari rahim Islam dan menjadi bagian integral dari manifestasi Islam. Tasawuf adalah spiritualisme Islam untuk keselarasan ruhani dan pembersihan hati 2 yang juga sering disebut sufisme. Sedangkan reiki merupakan teknik penyembuhan dan spiritualitas dengan menggunakan energi (Ki) alam semesta (Rei) atau universal life force.Tasawuf dan reiki merupakan dua tradisi spiritual yang saling melengkapi.
Keduanya sangat bermanfaat bagi terciptanya manusia yang berkualitas yaitu manusia yang sehat secara fisik, sadar akan eksistensi psikisnya dan spiritualitas yang bertransenden. Fenomena semacam ini, meminjam istilah Erich Fromn, dapat dikatakan sebagai fenomena saintifik magis atau meminjam istilah Fazlurrahman sebagai spiritual medicine yang berbasis pada intuisionisme. Dikatakan demikian karena spiritualitas agama (tasawuf) ataupun teknologi spiritual universal (reiki)dimaksudkan untuk membuat rumusan tentang fenomena alam dalam kerangka menciptakan teknik-teknik bagi keberhasilan kehidupan. Hal ini dilakukan melalui healing (reiki healing maupun sufi healing) dan zikir meditasi untuk penyembuhan, peningkatan spiritualitas maupun untuk memperoleh kemampuan psikis. Teknik penyembuhan dan penyelarasan spiritual (spiritual medicine) berbasis pada paradigma dasar bahwa spiritualitas dapat menjadi teknik pengobatan terhadap berbagai penyakit, baik penyakit fisik, psikis, emosi maupun penyakit spiritual itu sendiri.
Tingkat kebersihan jiwa dari penyakit ruhani akan berdampak pada kesehatan tubuh fisik (psiko-somati) dan begitu juga sebaliknya kesehatan tubuh fisik akan mempengaruhi tubuh ruhani (soma-psikotik). Ruhani yang sehat dan bersih maka akan menjadikan fakultas-fakultas ruhani (chakra atau lathifah) dapat meguasai emosi sehngga meningkatkan kualitas spiritualitas, disamping fakultas-fakultas ruhani itu menyimpan kemampuan luar biasa. Baik reiki maupun tasawuf sebagai spiritual medicine atau saintific magic sangat bermanfaat bagi penyembuhan, kesiembangan emosi, peningkatan spiritualitas dan dalam banyak kasus memunculkan kemampuan psikis (al-kasyf). Dalam kerangka inilah reiki dan tasawuf menjadi sebuah jalan spiritual yang mudah untuk disenyawakan.
Pertama,baik di dalam tasawuf maupun reiki keduanya mengenal ritual awal yang disebut inisiasi (attunement, ijazah). Seorang calon murid baru akan menjadi murid dan praktis dapat menjalankan pola olah psiko-spiritual setelah mendapat attunement (penyelarasan) oleh master reiki. Begitu juga di dalam tasawuf,identitas sebagai murid thariqah baru dimiliki setelah murid melakukan bai’at (sumpah setia) yang kemudian oleh master sufi (syeikh, mursyid) seorang murid diberi wewenang dalam bentuk ijazah untuk mengikuti laku-laku spiritual. Inisiasi (attunement, ijazah) ini merupakan ritual universal dalam seluruh lembaga tarekat dan reiki. Inisiasi dimaksudkan untuk menyelaraskan organ-organ ruhani calon murid agar dapat melakukan aktifitas dalam tradisi spiritual yang akan dijalani. Dengan demikian jelas bahwa secara epistemologis, ilmu dasar spiritual dalam tasawuf dan reiki diperoleh melalui transfer energi “langit” yang hanya dapat dilakukan oleh seorang master reiki (dalam tradisi reiki) dan master sufi atau mursyid (dalam tradisi tasawuf) atas izin Allah SWT. Selanjutnya, pengembangan teori spiritual didapat melalui pelajaran dan pemgalaman individual.
Reiki adalah energi asal, dan dari energi asal inilah Allah SWT menciptakan jagad raya dan seisinya. Karena reiki merupakan energi asal yang sifatnya ilahi (hanya dapat dipergunakan untuk hal-hal yang sifatnya positif) maka penulis berpendapat bahwa reiki (energi ilahi)itu adalah Nur Muhammad. Dikatakan demikian karena Nur Muhammad merupakan kehendak (iradah) Allah SWT untuk menciptakan Muhammad sebagai mahkota alam. Kehendak ini sudah ada sebelum diciptakannya alam semesta. Kehendak (iradah) Allah SWT untuk menciptakan Muhammad ini menjadi sebab perbuatan-Nya (af’al) menciptakan alam semesta. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Nur Muhammad adalah energi asal yang melandasi wujud alam semesta.
Energi asal yang menjadi cikal bakal dan jiwa alam semesta serta ruh para orang suci itu dalah Nur Muhammad. Allah berfirman dalam hadits qudsi “Law La Muhammadin Ma Khalaqtus Samawati Wal Ardli” (Jika seandainya bukan karena Muhammad maka tidaklah Aku menciptakan langit dan bumi). Firman Allah SWT inilah yang menjadi dasar konsep al-haqiqah al-muhammadiyah (Nur Muhammad) sebagai energi asal yang menjadi cikal bakal wujud-wujud di alam semesta. Energi asal itulah yang diakses oleh praktisi reiki untuk penyembuhan, kemampuan psikis dan spiritualitas. Siapapun yang ruhaninya sudah selaras dengan energi asal maka energi asal yang sifatnya ilahi itu akan mengalir ke lapisan-lapisan tubuhnya sehingga berimplikasi pada perubahan ke arah kehidupan jasmani-ruhani yang lebih baik secara menakjubkan.
Reiki merupakan energi yang disediakan oleh Allah SWT untuk memperkuat kehidupan dan peningkatan kualitas hidup manusia itu sendiri. Hal ini juga yang menjadi tujuan bertasawuf. Keduanya sangat bermanfaat untuk keseimbangan jiwa, penyembuhan berbagai macam bentuk penyakit fisik, psikis maupun mental, peningkatan spiritualitas imani-transendental dan bahkan, berdampak pada peningkatan kemampuan psikis.
Kemampuan psikis ini secara umum disebut sebagai al-kasyf (penyingkapan) yang sifatnya khariq al-‘adah (sesuatu yang luar biasa). Al-Kasyf pun berbeda-beda sesuai pada tingkat kesadaran dan tingkat spiritualitas. Secara garis besar, sebagaimana dinukil Annemarie Schimmel, bentuk-bentu al-kasyf itu antara lain perjalanan astral, mimpi kebenaran, mendengar informasi dari jarak jauh (clairaudience), merasakan apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh seseorang yang jauh (clairsentiences) ataupun melihat sesuatu yang tersembunyi, ghaib, halus (clairvoyance), kemampuan membaca vibrasi jiwa dan pikiran (psichometry) ,kemampuan mengetahui tentang dunia jiwa-jiwa dan membaca jiwa-jiwa (kardiognosi) dan sebagainya.
Secara khusus, walaupun secara formal tasawuf merupakan tradisi Islam dan reiki bersifat universal (tidak terikat agama tertentu) namun keduanya sama-sama bersifat religius-teologis. Artinya, kedua tradisi tersebut mengharuskan sikap pasrah (tawakkal) dalam praktek spiritualitas. Keduanya juga merupakan ‘ilmu (pengetahuan teori) dan ‘amal (praktik) untuk peningkatan kesadaran eksistensial Kesadaran eksistensial hanya didapatkan dengan evolusi spiritual yaitu peningkatan spiritualitas dari maqam kehidupan orientasi jasmaniah (maqam al-nafs) menuju kehidupan sampai menikmati komunikasi intensif dengan Allah SWT (maqam al-wishal). Oleh karena itu maka manusia perlu melakukan upaya transformative agar orientasi kehidupan fisik jasmaniah yang berpusat di cakra dasar (ujung tulang ekor) dapat dikendalikan oleh spiritualitas diri yang berpusat di cakra mahkota yang terletak di ubun-ubun kapala. Kedua tradisi spiritual menekankan pentingnya evolusi spiritual dari kehidupan yang dipengaruhi lathifah al-nafs atau chakra dasar menuju lathifah akhfa atau chakra mahkota, melalui lathifah al-qalb chakra jantung.
Penyaluran energi dan meditasi reiki adalah pola-pola pembersihan energi negatif ( proses takhalli) dan upaya bagaimana energi positif dapat menguasai dan menghiasi lapisan-lapisan tubuh (proses tahalli). Oleh karena itu, sangatlah efektif jika praktek reiki dilakukan berbarengan dengan zikir-zikir sufistik. Hal ini, menurut pengalaman penulis, akan mendatangkan manfaat yang sangat luar biasa, baik ketika proses berlangsung maupun pengaruh kejiwaan setelah proses selesai.
Reiki merupakan olah spiritual yang sifatnya universal, lintas agama, budaya dan tradisi. Reiki bukanlah agama tetapi tidak bertentangan dengan agama manapun,sebagaimana sains dan teknologi yang tidak terkait dengan agama tetapi tidak bertentangan dengan agama manapun. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan hasil ijtihadi (pengembangan fakultas) dari rasionalitas manusia, sedangkan reiki dan juga teknik spiritual lainnya merupakan hasil ijtihadi dari fakultas ruhani manusia.Lebih dari itu, reki bukan saja tidak bertentangan dengan agama tetapi justru bermanfaat bagi keberagamaan praktisinya yang tersebar di berbagai agama yang manapun. Dalam perspektif Islam, praktek reiki yang diniatkan dan dilakukan atas dasar teologis untuk kebaikan , kemaslahatan dan kebenaran adalah merupakan ibadah. Reiki sebagai sebuah teknik spiritual tidak perlu dirubah dalam bentuk lain karena reiki memiliki basis epistemologis dan kultural. Yang terpenting adalah memberikan landasan-landasan teologis syar’i dalam praktek reiki. Muatan-muatan spiritualitas Islam ( tasawuf) akan mengilhami dan memberi bobot pada praktek reiki tanpa harus keluar dari standar dasar praktek-praktek reiki.
Nilai sufistik dalam praktek reiki merupakan nilai plus yang sangat bermanfaat bagi kesehatan (penyembuhan) dan spiritualitas, bahkan juga bermanfaat dalam peningkatan kemampuan psikis karena meditasi reiki dan zikir tasawuf memiliki essensi yang sama yaitu sebagai upaya transformasi psikis dan spiritual untuk menerima berkah khusus dari Allah SWT. Reiki secara umum dimaksudkan untuk tazkiyyah al-nafs (pembersihan jiwa) baik melalui praktek healing maupun meditasi. Tazkiyyah al-nafs merupakan aspek dasariah dan pilar utama dalam spiritualitas tasawuf itu sendiri sehingga tidaklah salah jika dikatakan bahwa reiki merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dalam menjalankan laku spiritual tasawuf .(Syamsul Bakri, The Power of Tasawuf reiki: Sehat Jasmani Rohani dengan Psikoterapi Islami)
Post a Comment for "Epistomologis Tasawuf dan Reiki"
Post a Comment
Thank you for visiting our blog, please comment politely