Bagaimana Menentukan Kejadian El Nino Dan La Nina?
Fenomena El-Nino dan La-Nina merupakan anomali alam yang berkaitan dengan iklim. Kejadian El-Nino biasanya diikuti dengan penurunan curah hujan dan peninggkatan suhu udara, sedangkan kejadian La-ina merangsang kenaikan curah hujan di atas curah hujan normal.
Penentuan kejadian El-Nino dan La-nina, salah satunya dapat dilihat berdasarkan dari data Southern Oscilation Indeks (SOI). Nilai SOI ini dapat diperoleh berdasarkan dari nilai tekanan udara di Tahiti dan di Darwin.
Southern Oscilation Indeks (SOI)
Walker menemukan adanya suatu hubungan antara osilasi curah hujan dan osilasi medan tekanan udara di selatan Ekuator yang kemudian dikenal dengan “Sel Walker” atau Osilasi Selatan. Osilasi Selatan adalah suatu osilasi yang tidak teratur, interannual dan berskala global, yang merupakan pertukaran massa udara antara daerah pusat tekanan rendah di Pasifik Barat sekitar ekuator yaitu daerah Indonesia–Australia (Indo-Australia), dengan pusat tekanan tinggi di Pasifik Tengah.

Indeks SOI ini secara sederhana merupakan perbedaan tekanan udara permukaan di daerah Pasifik Timur yang diukur di Tahiti, dengan tekanan udara permukaan di daerah Pasifik Barat (Indo-Australia) yang diukur di Darwin, Australia.
Pergeseran sirkulasi walker menyebabkan terjadinya udara subsiden di Indonesia (udara jatuh/turun, padahal seharusnya naik keatas akibat pemanasan di Ekuator). Apabila muson yang terjadi lemah akibat gradien tekanan udara selatan yang sangat kecil, aktivitas awan konveksi di khatulistiwa Indonesia berkurang (rendah) yang menyebabkan terjadinya El-Nino, musim kemarau berkepanjangan di Indonesia.
El-Nino dicirikan dengan melemahnya angin pasat dalam skala yang luas dan meningkatnya suhu permukaan air laut di Pasifik tengah dan Timur dekat ekuator. Selama berlangsungnya El-Nino, terjadi hal yang tidak biasa pada tekanan udara permukaaan pada samudra Pasifik. Di Pasifik Barat dan Samudra Hindia terbentuk pusat tekanan tinggi, sedangkan pada Pasifik Tengah dan Selatan terbentuk pusat tekanan rendah, sehingga SOI bernilai negatif.
Pada saat terjadi La-Nina angin pasat timur yang bertiup di sepanjang Samudra Pasifik menguat (Sirkulasi Walker bergeser ke arah Barat), sehingga massa air hangat yang terbawa semakin banyak ke arah Pasifik Barat, akibatnya massa air dingin di Pasifik Timur bergerak ke atas dan menggantikan massa air hangat yang berpindah tersebut, hal ini biasa disebut upwelling. Dengan pergantian massa air itulah suhu permukaan laut mengalami penurunan dari nilai normalnya.
Tekanan udara di kawasan equator Pasifik barat menurun, lebih ke barat dari keadaan normal, menyebabkan pembentukkan awan yang lebih dan hujan lebat di daerah sekitarnya.
Bila tekanan udara di Pasifik Barat cenderung menguat maka di Pasifik Timur dan Tengah cenderung melemah sehingga SOI bernilai negatif. Sebaliknya bila tekanan udara di Pasifik Barat cenderung melemah maka di Pasifik Timur dan Tengah cenderung menguat sehingga SOI bernilai positif.
Tahun kejadian El-Nino dan La-Nina ditentukan berdasarkan banyaknya kemunculan SOI yang nilainya signifikan (lebih besar dari +5 atau lebih kecil dari -5). Jika SOI lebih dari +5 berlangsung selama paling kurang enam bulan maka tahun bersangkutan dinyatakan sebagai tahun El-Nino, sedangkan jika SOI di antara -5 dan +5 maka dinyatakan sebagai tahun normal.
Artikel Terkait :
Post a Comment for "Bagaimana Menentukan Kejadian El Nino Dan La Nina?"
Post a Comment
Thank you for visiting our blog, please comment politely